Kepala Badan Pembinaan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menegaskan, Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila, merupakan kunci membentuk karakter Pancasila pada generasi bangsa.
Lunturnya Pendidikan Pancasila sejak era reformasi, menjadi tanggung jawab bersama untuk menguatkan ideologi negara. Makanya, saat ini BPIP telah bergotong royong dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta kementerian/lembaga lainnya untuk menghidupkan dan menguatkan kembali melalui BTU Pendidikan Pancasila.
"Implementasi BTU Pendidikan Pancasila menitikberatkan pada praktik aktualisasi nilai-nilai Pancasila. Diharapkan mampu mengokohkan para pelajar terhadap pengetahuan, keyakinan, dan habituasi Pancasila," tegasnya saat keynote speech dalam kegiatan Pembinaan Ideologi Pancasila di Pekanbaru, Riau, Sabtu (4/5).
Dia juga menegaskan, kalau Pancasila dalam kedudukannya sebagai dasar dan ideologi negara, pandangan hidup bangsa, falsafah dasar bangsa, dan pemersatu bangsa secara berkesinambungan, dari waktu ke waktu, dan dari generasi ke generasi.
"Metode pembelajaran yang dihadirkan dalam BTU Pendidikan Pancasila adalah menggunakan model student centered learning sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Di mana, hal itu mendorong rasa ingin tahu, kreativitas, pola pikir kritis, serta sikap gotong-royong. Sehingga metodenya adalah 70% praktik dan 30% teori," jelasnya.
Dengan jelasnya tujuan implementasi BTU ini, maka para pemangku kepentingan kembali menghadirkan materi pendidikan Pancasila yang sesuai dengan fakta sejarah kelahiran, perumusan, dan penetapan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, pandangan hidup bangsa, dan falsafah dasar bangsa.
"Oleh karena itu, kita berharap kegiatan ini menjadi sarana untuk memaksimalkan pengimplementasian BTU Pendidikan Pancasila di satuan pendidikan kita," harapnya.
Sementara, Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Prakoso, menyampaikan, kegiatan ini diikuti 500 peserta meliputi dosen, guru dan mahasiswa di wilayah Provinsi Riau.
"Undang-undang menyebutkan bahwa negara kita memiliki tujuan yaitu, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia", pungkasnya.
Ia juga mengungkapkan BTU Pendidikan Pancasila sangat penting, karena akan mengubah perilaku masyarakat dalam berkehidupan sehari-hari. Dosen dan guru juga mempunya kewajiban untuk menyampaikan dan menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila kepada anak didiknya, sehingga Indonesia lebih maju dan lebih kuat.
Sedangkan Asisten Daerah Kota Pekanbaru Masykur Tarmizi, mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada BPIP yang sudah berkesempatan untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut.
"Atas nama pemerintah Kota Pekanbaru, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada BPIP," ujarnya.
Menurutnya, Kota Pekanbaru yang merupakan bagian Provinsi Riau, memiliki 37 etnis. Sehingga Pekanbaru adalah miniatur Indonesia yang penuh dengan kebhinekaan.
"Pendidikan Pancasila dipastikan akan memengaruhi aspek-aspek pada manusia baik dari kognitif, afektif, maupun psikomotorik," ucapnya.
Pihaknya mengingatkan kepada peserta untuk terus membangun komunikasi, gotong royong dalam memajukan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya di Pekanbaru melalui BTU Pendidikan Pancasila.
"Mari kita saling mengingatkan, bangun komunikasi, dan bergotong royong dalam memajukan kualitas pendidikan," ajaknya. Dalam kesempatan tersebut, juga diselenggarakan dialog publik dengan para narasumber dari internal maupun para pakar di eksternal BPIP.